Senin, 31 Mei 2010

marketing dan auditor

Pernah tidak terpikir betapa bertolak belakangnya dua profesi ini, marketing dan auditor. Keduanya memilliki kaca mata penglihatan yang berbeda.

Seorang marketing memiliki tugas kerja untuk menjual jasa dan produk perusahaan. Boleh dibilang seorang marketing memiliki fungsi seperti seorang striker dalam permainan bola. Tugasnya mencari peluang untuk membuat gol. Apapun dia lakukan untuk mendapatkan peluang tersebut, bahkan kadang dia harus melakukan sedikit tipuan untuk mendapatkan peluang gol. Bahkan dalam sejarah sepak bola dikenal nama gol tangan Tuhan ala Maradona, suatu ilustrasi bahwa seorang marketing kadang harus "melawan" aturan untuk mendapatkan target mencetak skor. Seorang marketing handal bahkan dituntut harus mampu memanfaatkan peluang bahkan menciptakan peluang walaupun aturan yang berlaku cukup ketat. Bahkan di industri perbankan, yang orang banyak kenal dengan industri yang memiliki aturan ketat, marketing menjadi sumber daya yang cukup mahal harganya. Seorang marketing dapat ditransfer ke bank lain, layaknya Cristiano Ronaldo yang sampai saat ini adalah penyerang bernilai paling mahal di dunia, dengan harga yang lebih mahal dibandingkan pegawai lain. Dan hal yang paling dicari dari marketing yang ditransfer ini adalah data base nasabah. Data base nasabah ini merupakan hal yang dianggap "tabu" untuk dibawa, dan dianggap dapat melanggar aturan industri perbankan. Namun karena hal ini terjadi di semua bank, maka hal ini dianggap hal yang lumrah, layaknya seorang striker yang pura-pura jatuh di kotak penalti. Hal yang terutama dan dibutuhkan oleh marketing adalah perlunya fleksibilitas aturan dalam melakukan pekerjaannya.

Kemudian apa itu tugas auditor?? Auditor diibaratkan sebagai wasit. Semua jenis peraturan harus dikuasai oleh seorang wasit. Bahkan bukan cuma peraturan yang berlaku, namun juga wasit harus memperhatikan karakteristik pemain sehingga wasit tidak tertipu dengan tipuan pemain. Wasit harus jeli, demikian pula dengan auditor. Pemain tidak suka kepada wasit jika wasit terlalu banyak meniup peluit tanda pelanggaran, Demikian juga auditor bagi sebagian pegawai yang sedang diperiksa dan diaudit, akan tidak disukai jika ternyata banyak daftar penyimpangan yang terjadi terungkap. Dan hal yang paling menentukan dalam pekerjaan audit adalah compliance alias kepatuhan.

Dapatkah seorang marketing menjadi seorang auditor??

Sebuah pertanyaan yang sedang dijawab dalam kehidupan marbunwis. Hanya perlu merubah cara pandang, dan jika memungkinkan mengkombinasikan sifat. Seorang marketing yang ingin selalu fleksibel memiliki tujuan agar semua negosiasi menjadi lebih mudah dan lebih cepat. Fleksibilitas juga dianggap kekuatan untuk menjaga hubungan dengan klien. Seorang auditor mengacu pada kepatuhan agar operasional pekerjaan sesuai dengan standar yang berlaku.

Compliance without flexibility is nothing, and flexibility without compliance is nothing.

Ini mengacu pada perkembangan jaman, di mana semua orang memerlukan kecepatan dalam pelayanan, namun di sisi lain harus selalu ada payung aturan sehingga tujuan tercapai dengan baik dan tiap orang mendapatkan keuntungan dari adanya aturan tersebut.

Seorang striker menjadi wasit..... hanya masalah perspektif saja....